Akselerasi Ekonomi Kreatif Saat Pandemi, Hadirkan Inovasi dan Kolaborasi

Akselerasi Ekonomi Kreatif Saat Pandemi, Hadirkan Inovasi dan Kolaborasi

Akselerasi Ekonomi Kreatif Saat Pandemi,

 Hadirkan Inovasi dan Kolaborasi

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain dibukakan, kalau pintu lain juga tertutup, mari kita buka jendela. Demikian kelakar ketua panitia Dr. Maria Gunawan-Puteri, ketua program studi teknologi pangan Swiss German University, pada saat konferensi pers the IC-FANRES 2021.

Pandemi ini rasanya memang seperti pintu yang semua tertutup, halangan ada di mana-mana dan sering membuat orang ingin berhenti berusaha. Namun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA, MBA, dalam paparannya menyatakan bahwa pandemi justru merupakan titik akselerasi ekonomi kreatif. 

Sandi mengungkapkan jika saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang menggagas program Bernama Spice Up the World, yang tidak hanya bertujuan untuk kembali menghidupkan sektor ekonomi, namun juga kembali mengenalkan tradisi Indonesia di kancah internasional. Target program yang berfokus pada the four -ize; customize, localize, personalize, and smaller in size ini justru diperkuat kepentingannya dengan berlangsungnya pandemi covid-19.

Senada, Ketua Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Professor Umar Santoso, memberikan pandangan bahwa pandemi adalah saatnya untuk Indonesia justru akan bisa menunjukkan potensi pangan dan agroindustri lokal. Professor Umar juga menyebutkan bahwa teknologi pangan memiliki peranan penting untuk memperkuat pangan dan pertanian Indonesia di masa pandemi. Penguatan teknologi pangan masa pandemi tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tapi akan jadi modal untuk Indonesia merambah pasar global.

Riset-riset mengenai pangan untuk kesehatan dari berbagai negara digelar dalam pesta akademik the International Conference of Food Agriculture and Natural Resources 2021 pada tanggal 4-5 Agustus 2021 yang diselenggarakan oleh Swiss German University bersama FANRES International Network. Konferensi ilmiah ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA, MBA, Deputi Pengembangan Riset dan Pengembangan BRIN; Prof. Dr. Ismunandar, PhD., dan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng. 

Dr.rer.nat Filiana Santoso, Rektor Swiss German University menambahkan “Swiss German University berfokus pada penelitian-penelitian yang memiliki dampak luas ke masyarakat. SGU mendorong dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi bukan hanya di level nasional, tapi juga dengan mitra internasional untuk menghasilkan karya inovatif yang mendorong berkembangnya produk berbasis bahan lokal, untuk pemberdayaan masyarakat dalam situasi pandemi ini”

Konferensi ini bertujuan untuk menjadi wadah forum diskusi mengenai pengembangan dan inovasi terkini di bidang pangan dan sumber daya alam dalam pemberdayaan pertanian lokal untuk pasar global di masa pandemi. Mengundang 15 pembicara internasional dari Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan juga Diaspora Indonesia untuk membawakan presentasi mengenai inovasi inovasi mengenai pangan dan sumber daya alam. Acara ini didukung oleh Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia dan disponsori oleh PT Sewu Segar Primatama (Re-Juve), PT Deltomed Laboratories, dan PT Kaltim Methanol Industri.

Informasi lebih lanjut/pertanyaan: Maria DPT Gunawan Puteri, Ph.D., Ketua Panitia IC-FANRES 2021 dan Kepala Program Studi Teknologi Pangan SGU (maria.gunawanputeri_at_sgu.ac.id)

Get Press Conference Record by clicking download button below:

Download